Kamis, 07 Mei 2009

The Origin of Kanji

Menurut catatan sejarah, sistem tulisan Jepang atau Kanji pada mulanya berasal dari China namun demikian Jepang tidak secara langsung mengambil dari China. Negara yang secara langsung mengambil dari sistem tulisan China adalah Korea. Dengan adanya perkembangan hubungan dagang dan kedekatan budaya antara Korea dan Jepang. Disinilah Jepang kemudian mengadopsi sistem tulisan China dari Korea sekitar abad ke tiga dan ke empat masehi.

Kanji berarti karakter kan, suatu suku di China. Raja Kan memberikan tanda atau gambar pada tulang binatang dan kulit kura-kura untuk diabadikan dan kelak dapat menjadi bahan cerita di masa mendatang. Pada waktu itu penulis hanya menggambarkan tanda yang berupa gambar dan disimpan sehingga kemudian terkenal dengan nama Kanji.

Kanji merupakan sebuah sistem pictograhic. Setiap karakter kanji dikembangkan dengan bentuk gambar dan bentuk huruf. Karakter ini diambil dari arti dasar sebuah kata. Karakter ini hanya digunakan sebagai kata dalam bagian sistem penulisan China dan Jepang. Dan meskipun pengucapan bahasa China dan Jepang mempunyai perbedaan yang menyolok tapi keduanya mempunyai tulisan yang mirip. Saking miripnya kedua tulisan ini, orang Jepang yang tidak dapat berbicara China, umumnya dapat mengerti arti dari teks-teks bahasa China.

Semula, tujuan dari kanji merupakan bagian pengajaran dari agama Budha, tapi Jepang secara bertahap mulai mengadaptasikan ke dalam tujuan-tujuan lain. Pada periode nara (abad 7 masehi) tilisan dengan ciri khas Jepang mulai bermunculan. Pada periode ini diterbitkan beberapa buku dan bisa jadi buku terpanjang di Jepang. Buku pertama adalah Kojiki (dokumen dari bahan-bahan kuno) dan Nihon Shoki (catatan sejarah Jepang). Ke duanya diproduksi oleh pemerintah Jepang dan diharapkan disajikan catatan secara akurat.

Tulisan sejarah di atas ditulis dalam huruf Kanji, sebuah bentuk tulisan Jepang yang belakangan diklaim merupakan bentuk yang lebih baik. Menggunakan Kanji mustahil dapat ditulkis dalam tata bahasanyasecara benar karena untuk kata kerjanya dibutuhkan akar katanya. Untuk mengatasi problem ini dibuatlah dua kemiripan fonetis dan daftar suku kata dimana keduanya disebut “kana”. Kanji bukan sebuah daftar suku maupun fonetis.

Salah satu dari daftar suku kata Kana adalah Katakana dimana dibuat oleh Kibi no Makibi pada periode Nara. Sistemnya adalah pengembangan yang diambil dari akar-akarnya dan potongan dari arti kata tersebut, kemudian dinamakan dalam tata bunyi bahasa Jepang. Bentuk Katakana sangat kaku. Tujuan awalnya adalah untuk membantu dalam pengucapan dari kitab agama Budha.

Daftar suku kata Kana berikutnya adalah Hiragana. Hiragana dibuat oleh seorang pendeta Budha yang terkenal dengan nama Kuukai. Kuukai hidup pada akhir periode Nara dan pada Permulaan periode Heian. Periode Heian ini banyak digambarkan dalam puisi Jepang, suatu kesustrataan dimana tidak akna muncul tanpa adanya Hiragana. Kedua daftar suku kata Kana memiliki 46 karakter.tata bunyi kedua daftar suku kata tersebut mempunyai kesamaan. Hiragana merupakan kebanyakan suatu versi gambar yang lucu dari karakter kanji, sedangkan Katakana adalah translasi langsung dari karakter Kanji yang sesungguhnya.

Yang lebih menyulitkan sekarang, terdapat 12.000 karakter pictograph Kanji yang diajarkan sehingga sulit untuk dipelajari. Pada periode Heian, kaum wanita tidak hanya mempelajari baca dan tulis tapi juga menulis puisi-puisi yang populer pada periode tersebut.

Sejumlah karakter kanji tetap berkembang sampai permulaan Perang Dunia ke-2. 36.000 karakter Kanji dipelukan untuk koran, dokumen pemerintahan, tanda-tanda, dan sesuatu yang dibutuhkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Ketika orang-orang tidak dapat menghafalkan keanekaragaman karakter, diperkirakan mereka hanya mampu menghafal lebih kurang 50%. Dan ketika berakhirnya perang dunia ke-2, pemerintah membuat standart baru. Ditetapkan sekitar 2000 karakter yang dapat digunakan untuk keperluan membaca dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan sisanya sekitar 34.000 karakter jarang sekali digunakan. Kemampuan membacanya pun menjadi meningkat di Jepang sekitar 84%.

Sekarang Hiragana sebagian besar digunakan intuk unsur kata dan kata kerja. Sedangkan Katakana digunakan untuik kata-kata asli dari bahasa asing. Kanji adalah metode dasar dari penulisan bahasa Jepang.

Ditulis Oleh : Miyako Komatsu

0 komentar: